Kawasan Kota Tuo Bengkulu

 

Dokumentasi Anggitrimaulana

KAWASAN Kota Tuo terletak di sepanjang jalan Enggano (sekitar aliran Sungai Bengkulu) kelurahan Pasar Bengkulu kecamatan Sungai Serut. Wilayahnya yang terhampar dari Tugu Perjuangan Rakyat Bengkulu sampai sekitar kelurahan Kampung Kelawi merupakan kawasan bersejarah di kota Bengkulu. Ditemukan banyak tinggalan bersejarah dan arkeologis berupa situs benteng, bunker, bangunan masjid dan rumah lama, komplek pemakaman serta lokasi yang diperkirakan sebagai pusat kerajaan Sungai Serut dan objek lainnya yang diduga cagar budaya.
Menilik pada pola pemukiman. serta nama yang terdapat kata “Pasar” membuktikan bahwa kawasan itu memiliki keutamaan dari wilayah lainnya. Dalam sistem pemerintahan tradisional dan sosial Bengkulu nama wilayah/desa yang didahului kata “pasar” (seperti Pasar Bengkulu) menunjukkan bahwa wilayah itu adalah daerah tertua yang juga bisa disetarakan dengan konsep kota sebagai tempat bertemunya orang-orang sekitarnya untuk berbagai ragam kegiatan dan keperluan. Syarat sebuah desa dalam sistem sosial di Bengkulu setidaknya haruslah memiliki pemukiman dan pemimpin/pemuka adat, ada sarana ibadah (masjid) tempat berkumpulnya masyarakat untuk kegiatan ekonomi dan sosial, adanya komplek pemakaman.

Penamaan kawasan kelurahan Pasar Bengkulu sebagai Kota Tuo sudah sesuai dengan tradisi dan sejarah wilayah tersebut.
Kehadiran Inggris dan berkembangnya transaksi perdagangan (ekonomi uang) menjadikan daerah ini sebagai pusat perdagangan menggantikan bandar Selebar yang sudah dikenal sebelumnya. Patih Setia Raja Muda memberi ijin Inggris bercokol di sebuah bukit kecil di tepi sungai Bengkulu untuk membangun perbentengan (fort York) dan pergudangan yang berkembang menjadi pusat perdagangan dan kegiatan kolonialisme. Wilayah yang kemudian disebut Bencoolen ini ditata sesuai dengan konsep kota dagang dalam lingkup perbentengan. Bencoolen merupakan cikal kota modern yang sekarang dikenal sebagai kota Bengkulu. Pemindahan fort York sebagai pusat pemerintahan ke fort Marlborough di kawasan yang disebut Ujung Karang merupakan kesinambungan dari Bencoolen sebagai pusat dagang Inggris di pesisir barat bagian selatan pulau Sumatera. Inggris kemudian mendatangkan etnis India untuk pembangunan benteng barunya dan Cina untuk pensuplai kebutuhan pokok (sembako) mereka.


Tinggalan arkeologis dan sejarah budaya di kawasan kota Tuo merupakan bukti sejarah masa lampau Bengkulu dari kerajaan Sungai Serut, cikal bakal berdirinya kota Bengkulu dan situs fort York, serta tugu perjuangan rakyat Bengkulu terhadap kolonial dalam menegakkan kemerdekaan. Semua itu merupakan bukti penting dalam mengungkap sejarah kepahlawanan rakyat Bengkulu menentang kolonialisme dan Imperealisme. Menginformasikan tinggalan kota tuo diharapkan dapat menggugah kesadaran kolektif tentang masa lampau dalam rangka menumbuhkan kecintaan terhadap warisan sejarah budaya dan identitas kolektif. Nilai-nilai yang diwarisi diharapkan dapat menjadi dasar pembentukan kepribadian bangsa berdasarkan kearifan lokal.

Menjadikan kawasan kota Tuo sebagai destinasi wisata berbasis kerakyatan, diharapkan dapat menumbuhkan ekonomi dengan mengembangkan rumah tua sebagai home stay pembinaan industri kreatif cendera mata serta kuliner tradisional masyarakat sekitar objek. Dengan pengelolaan yang proporsional secara langsung akan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar kerena didasarkan ekonomi kerakyatan.***

* Penulis:
Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) kota Bengkulu
Anggota PMMI (Perkumpulan Magister Museologi Indonesia)


Komentar

Postingan Populer