Tugas Kewarganegaraan Fakultas Kehutanan Dan Lingkungan Universitas Kuningan Anggi Tri Maulana

 

MEMPERTAHANKAN KEBUDAYAAN DI KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT DI ERA GLOBALISASI

Maintaining The Culture In Kuningann District,West Java In The Globalization Era

              Fakultas Kehutanan Dan ilmu Lingkungan Universitas Kuningan

Email: 20210710030@uniku.ac.id

                 Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan

Dosen pengampu Beben Bachtiar,M.Pd

 

Abstrak

Globalisasi adalah tersebar luasnya pengaruh ilmu pengetahuam dan kebudayaan yang ada di setiap penjuru dunia yang lain sehingga tidak jelas lagi batas-batas yang jelas dari suatu negara. Era globalisasi dapat menimbulkan perubaan pola hidup masyarakat yang lebih modern. Akibatnya masyarakat cenderung untuk memilih kebudayaan baru yang di nilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal. Salah satu faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang adalah;  kurangnya generasi penerus yang memiliki minat untuk mewarisi kebudayaannya sendiri.. Teori Malinowski ini sangat namoak dalam pergeseran nilai-nilai budaya kita condong ke barat Oleh karena itu,penulisan artikel ini bertujuan untuk memaparkan tentang upaya pelestarian budaya di Indonesia khusus nya di kabupaten Kuningan sendiri. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah kualitatif menggumpulkan data dari beberapa sumber terkait.Upaya dalam melestarikan budaya Indonesia dapat dilakukan dengan dua cara. Yaitu; Culture Experience dan Culture Knowledge

 

Kata kunci: Globalisasi,budaya nasional,melestarikan

Absract

Globalization is the spread of the influence of science and culture in every other corner of the world so that the clear boundaries of a country are no longer clear. The era of globalization can lead to changes in the lifestyle of a more modern society. As a result, people tend to choose a new culture that is considered more practical than the local culture. One of the factors that causes local culture to be forgotten today is; lack of future generations who have an interest in inheriting their own culture. Malinowski's theory is very evident in the shift in our cultural values ​​leaning to the west. Therefore, writing this article aims to explain about efforts to preserve culture in Indonesia, especially in the Kuningan district itself. The method used in this paper is qualitative collecting data from several related sources. Efforts to preserve Indonesian culture can be done in two ways. That is; Culture Experience and Culture Knowledge

Keywords: Globalization, national culture, preserving
 
 
 
 
 
 
PENDAHULUAN
   Penulisan sejarah suatu daerah sangat diperlukan karena dapat memenuhi keinginan atau hasrat untuk mengetahui dan memahami masa lampau atau sejarah daerah tempat tinggal dan daerah asal kita. Selain itu juga untuk mengetahui asal usul budaya, dan untuk mengerti serta memahami pengetahuan tentang perkembangan suatu daerah. Pengetahuan ini tentu sangat diperlukan agar tidak terjebak dalam pengulangan kesalahan 86 Patanjala Vol. 8 No. 1 Maret 2016: 85 - 100 yang telah dilakukan pada masa lampau serta dapat menumbuhkan kesadaran akan identitas kita. Sejarah juga dapat berfungsi sebagai media untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah tumpah darah dan rasa solidaritas sosial (Thresnawaty, 1995:1)
    Sementara itu terjadinya perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan dalam sosial dan budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan ini terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin melakukan perubahan. Tiga faktor yang dapat memengaruhi perubahan sosial adalah tekanan kerja dalam masyarakat, keefektifan komunikasi, dan perubahan lingkungan (Sulistiyani, 2011: 124). Perubahan budaya juga dapat timbul akibat perubahan lingkungan masyarakat dan kontak dengan kebudayaan lain 
     Sementara itu dari sisi sejarah, sejarah sosial mempunyai garapan yang sangat luas dan beragam. Banyak sejarah sosial yang berhubungan dengan sejarah ekonomi sehingga menjadi sejarah sosialekonomi atau yang berhubungan dengan budaya, maka menjadi sejarah sosialbudaya. Di negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, kegiatan penelitian dan penulisan sejarah sosial masih sedikit terutama yang bercorak sejarah sosial daerah
        Kajian Sejarah sosial-budaya di Kabupaten Kuningan menarik untuk dikaji karena beberapa faktor, di antaranya adalah Kabupaten Kuningan adalah sebuah wilayah yang berada di bagian Timur Provinsi Jawa Barat. Kabupaten ini memiliki rentang sejarah yang cukup panjang dan erat kaitannya dengan proses penyebaran agama Islam yang dilakukan dari Cirebon. Oleh karena itu, perjalanan sejarah Kuningan dan bahkan awal mula munculnya nama “Kuningan” sangat erat kaitannya dengan Cirebon. Meskipun demikian, jauh sebelum masuknya pengaruh Islam di daerah ini telah terdapat komunitas masyarakat dalam bentuk pemerintahan. Setelah masuknya Islam daerah ini kemudian menggunakan nama Kuningan sebagai identitas daerah.
 
METODE 
      Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan Teknik pengumpulan datanya studi Pustaka,dimana penulis menelaah beberapa sumber Pustaka sebagai referensi dalam penulisan ini.
 
PEMBAHASAN DAN HASIL
A.Pengertian  Kebudayaaan
·        Menurut KBBI, budaya adalah pikiran; akal budi, serta sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sukar diubah. Menurut Koentjaraningrat, budaya adalah segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah serta mengubah semesta alam.  Sedangkan menurut Parsudi Suparlan, budaya adalah semua pengetahuan manusia yang dimanfaatkan untuk mengetahui dan memahami pengalaman serta lingkungan yang dialaminya. Edward Burnett Tylor mendefinisikan budaya sebagai keseluruhan yang kompleks mencakup kepercayaan, pengetahuan, kesenian, hukum, moral, adat istiadat, dan kemampuan lain yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat.

·    Menurut Ki Hajar Dewantara mendefinisikan kebudayaan sebagai buah budi manusia yang merupakan hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam. Hal itu merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

 
jadi singkatnya budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang,serta diwariskan dari generasi ke generasi

B.Perkembangan Kebudayaan Di indonesia

        Seperti yang kita ketahui, perkembangan budaya indonesia salalu saja naik dan turun. Pada awalnya, indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan budaya dari nenek moyang kita terdahulu, hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk indonesia sendiri, tetapi sekarang-sekarang ini budaya indonesia agak menurun dari sosialisasi penduduk kini telah banyak yang melupakan apa itu budaya Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin berkurang, dan ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli Indonesia. Terlalu banyaknya kehidupan asing yang masuk ke Indonesia, masyarakat kini telah berkembang menjadi masyarakat modern.. namun akhir-akhir ini indonesia semakin gencar membudidayakan sebagian budaya indonesia, buktinya, masyarakat luar lebih mengenal budaya indonesia dibandingkan masyarakat indonesia.

Sebagai contoh adalah batik hasil dari budaya indonesia, batik tersebut belakangan ini termasuk bahan-bahan yang diminati oleh masyarakat luar. Muncul trend ini dikarenakan batik telah diresmikan bahwa batik tersebut telah ditetapkan oleh UNESCO pada hari jumat tanggal 02 oktober 2009 sebagai warisan budaya indonesia, dan hari itulah ditetapkannya sebagai hari batik nasional.

Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya masyarakat Indonesia. Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang mmicu perubahan sosial, Petama, adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat. Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan mereka .

C.Kehidupan Sosial Budaya

        Kehidupan Sosial-Budaya Manusia sepanjang hidupnya menerima waisan budaya yang diturunkan dari leluhurnya, juga menikmati hasil budaya yang tercipta selama dia hidup. Komposisi mengenai hal itu tentu saja berbeda antara kelompok masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Ada kelompok masyarakat yang lebih banyak melaksanakan aktivitas budaya kekinian. Dalam hal ini hanya sebagian kecil warisan budaya leluhur yang masih dipertahankan dan dilaksanakan oleh mereka. Oleh karena itu, kehidupan mereka sehari-hari cenderung sama dengan kelompok masyarakat lain pada umumnya (Adeng,2014: 401). Di wilayah Kuningan proses akulturasi budaya telah lama terjadi sehingga memengaruhi juga nilai-nilai sosial, misalnya dari sisi bahasa. Orang Kuningan dapat dikenali dari logat dan nada yang digunakan, jelas sekali adanya pengaruh dari Cirebon, Indramayu, dan Brebes (Jawa Tengah) meskipun masyarakat Kuningan pada umumnya memakai bahasa Sunda.

        Wilayah Kuningan Jawa Barat sudah tidak asing lagi dengan keindahan alamnya. Banyak wisata alam yang menarik untuk dikunjungi.Kuningan juga menawarkan banyak pilihan wisata lainnya seperti wisata sejarah, wisata kuliner, atau bahkan wisata kesenian dan budaya.Kuningan memiliki beberapa kesenian dan budaya turun temurun yang masih dilestarikan sampai saat ini di beberapa daerah, seperti tarian tradisional, olahraga, upacara adat, dan upacara ritual. Semuanya menarik untuk dijadikan wisata budaya.

Berikut ini enam kesenian budaya yang ada di Kuningan Jawa Barat.



1. Seren Taun

Dokumentasi By.Putri lisa

Seren Taun Adalah salah satu bentuk rasa syukur kepada Tuhan terhadap segala berkah yang sudah diterima seiring dengan adanya harapan supaya di masa akan mendatang hasil panen semua petani lebih melimpah dari tahun-tahun sebelumnya. Biasanya Seren Taun ini akan dilakukan oleh penduduk agraris maupun para petani. Tentunya anda sudah tidak asing lagi bukan? Upacara Seren Taun akan dimulai dengan adanya upacara ngajayak atau tepatnya menyambut pada tanggal 18 Rayagung.

Kemudian akan dilanjutkan di tanggal 22 Rayagung sebagai satu puncak acara dengan disertai oleh penampilan beberapa kesenian tradisional penduduk agraris sunda di jaman dahulu. Apa saja itu? Diantaranya adalah reog, tari buyung, kapal suling, kanekes baduy, goong renteng dan masih ada lagi lainnya. Upacara adat ini digelar sesuai perhitungan kalender sunda yang biasanya akan diadakan pada akhir bulan Agustus sampai awal bulan September tepatnya di Gedung Paseban Tri Panca Tunggal, Kec Cigugur.



2. Sapton Dan Panahan Tradisional

Dokumentasi By.Putri lisa

Sapton dan Panahan Tradisional, Merupakan acara rutin dilakukan pada setiap hari Sabtu setelah kegiatan ternama serba raga digelar di sekitar area istana kerajaan Kajane. Kegiatan yang dilakukan pada acara ini sendiri yakni ketangkasan berkuda, panahan, melempar tombak dan masih ada lagi lainnya. Sementara itu Sapton dan Panahan Tradisional mempunyai makna mendalam lho!

Makna tersebut adalah satu bentuk bela negara dan menjaga kebersamaan terhadap rakyat dan juga pemerintah kerajaannya tersebut. Masih diselenggarakan oleh pihak Dinas Pariwisata serta Kebudayaan Kabupaten Kuningan. Nilai-nilai budaya tradisional daerah dan juga memeriahkan hari jadinya Kuningan yang menjadi bentuk dari upaya pelestarian . Sapton serta Panahan Tradisional ini biasanya diselenggarakan pada awal bulan September.

3.Pesta Dadung


Dokumentasi By.Putri lisa

Ada juga pelaksanaan pesta dadung, awal mula tokoh adat setempat mengumpulkan Dadung terdiri dari dadung sepuluh atau tali penggembala yang besar dan warisan masa lalu. Dadung penggembala dan sesajen atau rurujukan serta parawanten. Menjadi salah satu tradisi peninggalan leluhur dari sunda masih terus dilakukan di Kuningan sampai detik ini. Sebuah tradisi ungkap syukur dengan membunuh hama di dalam tumbuhan padi supaya melimpahnya panen raya dan juga ternak sehingga bisa menguntungkan. Tradisi ala penduduk Desa Legokherang, Kecamatan Subang sudah berlangsung sejak abad ke 18 masehi atau lebih tepatnya tahun 1900 an.

 

Saat itulah tradisi itu dipakai sebagai perantara upacara ritus kepada Ratu Galuh maupun dewi pelindung komoditas tani beserta ternak dipercaya oleh penduduk setempat supaya komoditas dibudidayakan terlindung dari adanya gagal hasil. Tambang gembala diikatkan ke leher hewan ternak dilakukan juga buat memacu semangat di setiap kegiatan penggembalanya tersebut, sesuai dengan namanya Dadung.



4,Tari Buyung



Dokumentasi (blog wilayahtigacirebon)

Tari Buyung merupakan tarian khas masyarakat Cigugur Kabupaten Kuningan. Tari Buyung ini memiliki keterkaitan erat dengan upacara seren taun. Hal ini karena tarian ini merupakan tarian utama dalam upacara seren taun di Desa Cigugur Kuningan Jawa Barat. Tarian ini menceritakan tentang gadis-gadis desa Cigugur yang sedang mengambil air ke sungai.

 

5.Sintren

 

 

Dokumentasi by Febby Arshani

Sudah ada sejak tahun 1957, Sintren masih eksis sampai sekarang. Sintren berasal dari kata "sasantrian". Pada awalnya, kesenian ini adalah seni hiburan rakyat yang sering ditampilkan pada sore hari sambil melepas lelah setelah seharian bekerja di sawah.

Uniknya, peran sintren harus dibawakan oleh seorang gadis yang masih suci atau belum akhil balig. Begitu pula dengan pawang sintren. Pawang sintren harus dilakukan oleh sesepuh atau seorang kiyai sehingga peran sintren yang sudah di ikat dalam kurungan transparan dapat berubah dan memakai pakaian sintren.

6.Cingcowong

 



https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ ©2020 Merdeka.com

 Hampir sama dengan tradisi Kawin Cai, Cingcowong merupakan ritual untuk meminta hujan. Ritual ini dilakukan hanya saat dilanda kemarau panjang seperti sekarang ini atau tiga bulan lebih lama dari musim kemarau pada umumnya.

Ritual Cingcowong ini biasa dilakukan oleh masyrakat Kec. Luragung. Ritual Cincowong dilakukan agar hujan segera turun dan dapat mengairi lahan pertanian serta memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat sekitar.

7.Babarit Desa

 


Dokumentasi Pemerintah Kab.Kuningan

Tradisi Babarit yang sarat dengan nilai filosofi sebagai wujud syukur,  menjaga alam,  indahnya berbagi dan mendokan para leluhur.  Sawer air empat penjuru, Tumpeng dan gamelan diiringi tarian menjadi ciri tradisi babarit,

Tradisi Babarit juga menjadi bagian ciri dalam milangkala desa, sementara untuk Milangkala Kuningan, adapun prosesinya,  seperti menyatukan air dari empat penjuru   mata air  kabuyutan, Barat, Mata Air Cihulu Kuningan- Kel. Winduherang-Cigugur.  Utara,  dari Cikahuripan-Kahiyangan Indapatra- Cilimus. Timur,  Kabuyutan Indrakila-Karangkencana. Dan  Selatan, Kabuyutan Jamberama-Selajambe.

Selain itu, disiapkan lima Tumpeng, sebagai symbol, satu Tumpeng Indung dan empat Tumpeng yang merupakan kiriman dari empat penjuru lembur. Tumpeng ini dibagikan oleh Bupati Kuningan kepada warga yang turut hadir.

Suasana babarit terasa sakral diiringi  gamelan dan kacapi suling, diseling dengan  Musik Tarawangsa dipadukan dengan tarian empat penari tari kendi air, dengan narasi dari Juru Kawih Titis nitis mawa lantis, tina keclak ngajadi cikaracak, nu sumerep making lemah, maseuhan tanah kaheman. Laju ngaburial cinyusu di saban madhab, papat madhab kalima tunggal ngawangun talaga wening, nu ngeclak lir cahaya inten. Cikahuripan pigeusaneun hirup hurip. Hurip nagri waras abdi Curr…! Bismilllahirrohmanirrahim

 

 

D.Pembelajaran Tentang Budaya Lokal

      Kesadaran   masyarakat   untuk   menjaga   budaya   lokal   sekarangini   terbilangmasih  sangat minim.Masyarakat  lebih  memilih  budaya  asing  yang  lebih  praktis  dan sesuaidengan   perkembangan   zaman.Hal   ini    bukan   berarti bahwa   tidak   boleh mengadopsi  budaya  asing,  namun  banyak budaya asing  yang  tidak  sesuai  dengan kepribadian bangsa. Seperti masuknya budaya asingyaitu budaya berpakaian yang lebih mini dan terbuka yang sering dikenal istilah” you can see”dimana tidak sesuai dengan budaya  Indonesia  yang  menganut  nilai  sopan  santun  dan  ditunjang  dengan  mayoritas penduduknya  beragamaislam  yag  menjunjung  tinggi  cara  berpakaian  yang  dapat menutup  aurat. Budaya lokal juga  dapat  disesuaikan  dengan  perkembangan  zaman, selagi tidak  meninggalkan  ciri  khas  dari  budayaaslinya. Kurangnya  pembelajaran budayamerupakan salah satu sebab darimemudarnya budaya lokal bagi generasi muda. Oleh  karena  itu, Pembelajaran  tentang  budaya,  harus  ditanamkan  sejak  dini.  Namun sekarang  ini  banyak  yang  sudah  tidak  menganggap  penting  mempelajari  budaya  lokal.Hal  ini  dibuktikan  dengan  dalam  setiap    rencanapembangunan  pemerintah,  bidang sosial budaya masih mendapat porsi yang sangat minim.Padahal melalui pembelajaran budaya,  kita  dapat  mengetahui  pentingnya  budaya  lokal  dalam  membangun  budaya bangsa  serta  bagaiman  cara  mengadaptasikanbudaya  lokal  di  tengah  perkembangan zamanyaitu era globalisasi(Sedyawati: 2006: 28).

E.Cara Melestarikan Budaya Di Daerah

A.    Culture Experience

Culture experience merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara terjun langsung ke dalam pengalaman kultural. Contohnya, jika kebudayaan tersebut berbentuk tarian, masyarakat dianjurkan untuk belajar dan berlatih dalam menguasai tarian tersebut dan dapat dipentaskan setiap tahun dalam acara-acara tertentu atau diadakan festival-festival. Dengan demikian, kebudayaan lokal selalu dapat dijaga kelestariannya.

B.     Culture Knowledge

Culture knowledge merupakan pelestarian kebudayaan yang dilakukan dengan cara membuat suatu pusat informasi mengenai kebudayaan yang dapat difungsionalisasi ke dalam banyak bentuk. Tujuannya adalah untuk edukasi atau untuk kepentingan pengembangan kebudayaan itu sendiri dan potensi kepariwisataan daerah.

Dengan demikian, para generasi muda dapat memperkaya pengetahuannya tentang kebudayaannya sendiri. Selain dilestarikan ke dalam dua bentuk tersebut, kebudayaan lokal juga dapat dilestarikan dengan cara mengenal budaya itu sendiri. Dengan demikian, setidaknya dapat diantisipasi pembajakan kebudayaan yang dilakukan oleh negara-negara lain.

Ada 6 cara untuk mlestarikan kebudayaan di daerah kita yaitu sebagai berikut

1.      Cari Tahu Tentang Budaya Anda

Mencari tahu lebih dalam tentang budaya Anda pada berbagai literasi seperti buku, jurnal, surat kabar maupun berselancar di internet.

Semakin banyak informasi yang didapat semakin luas juga wawasan Anda tentang kebudayaan tersebut.

2.      Aktif Mengikuti Acara Kebudayaan

Setelah mencari literasi tentang kebudayaan, Anda dapat aktif mengikuti kegiatan kebudayaan. Misalnya menonton atau mengikuti pentas kebudayaan.

Anda bisa mendatangi lokasi dan meminta bergabung dengan para pemainnya. Bergabungnya Anda dengan tim tersebut maka akan menambah pengetahuan mengenai budaya itu.

3.      Masuk ke Dalam Komunitas

Cara melestarikan budaya daerah salah satunya dengan bergabung ke komunitas. Di sana Anda dapat menggali lebih jauh tentang informasi kebudayaan.

Selain itu dapat berdiskusi kepada para tokoh yang paham tentang budaya Anda. Biasanya dari komunitas itu memiliki banyak jaringan budaya yang lain. Sehingga memudahkan Anda untuk bertukar pikiran.

4.      Kenalkan Budaya Lewat Media Sosial

Di zaman serba canggih seperti saat ini, keberadaan media sosial cukup penting. Betapa banyak orang menggunakan media sosial untuk mencari informasi atau sekadar aktualisasi diri.

Anda jangan mau kalah, buatlah konten menarik tentang budayamu. Dokumentasikanlah secara profesional. Serta gunakan dua bahasa antara bahasa asing dan juga bahasa Indonesia.

 

Kesimpulan

Perubahan budaya merupakan unsur-unsur

 

 

 

 

 

 

Referensi

Kristina detikEdu (2021). Diakses pada 17 Mei 2023 dari       https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5725690/5-pengertian-kebudayaan-menurut-para-ahli

 

Mehrantoni Toni (2022). Diakses pada 10 mei 2023 dari https://www.indonesiana.id/read/152862/perkembangan-budaya-di-indonesia

 

Hildigardis M.I,Nahak (2019). IEffort To Preserve Inddonesian Culture In The Era Of GlobalizationHildigardis 5 (12), !-12 .Diakses 16 mei 2023 dari https://ejournal.unib.ac.id/jsn/article/view/7669/pdf

 

Komaruddin Bagja,Sindonews (2022), Diakses pada 13 mei 2023 dari https://edukasi.okezone.com/read/2022/02/16/624/2548033/bagaimana-cara-melestarikan-budaya-daerah-simak-7-caranya

 

Annida Fitriyani (2022), Diakses pada 14 mei 2023 dari https://www.jabarhits.com/jawa-barat/pr-4984010994/6-kesenian-dan-budaya-yang-ada-di-kuningan-jawa-barat-cocok-jadi-pilihan-wisata-budaya

 

Fandy (2021). Diakses pada 11 mei 2023 dari https://www.gramedia.com/literasi/cara-melestarikan-budaya-bangsa

 

Sedyawati, Edi. 2006. Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi,Seni, dan Sejarah. Jakarta: Raja Grafindo PersadaSoekanto,

 

Putri Lisa (2022).Diakses pada 15 mei 2023  sumber https://entrancemagazine.com/mari-mengenal-budaya-dan-tradisi-yang-ada-di-kuningan-jawa-barat/

http://wilayahtigacirebon.blogspot.com/2015/08/kebudayaan-kuningan.html?m=1

Febby Arshani (2018). Diakses pada 17 Mei 2023 dari https://www.idntimes.com/travel/destination/febby-arshani/janganlewatkan-6-wisata-budaya-ini-saat-liburan-ke-kuningan-c1c2?page=all

Nurul Diva Kautsar (2020).  Diakses pada 17 mei 2023 https://www.merdeka.com/jabar/cingcowong-ritual-memanggil-hujan-ala-warga-kuningan-yang-gunakan-boneka-cantik.html

By reedaksi (2022) . Diakses pada 17 mei 20223 dari https://kuningankab.go.id/home/babarit-tradisi-yang-menjadi-ciri-milangkala-kuningan/

Mesakh Ananta Dachi | Humaniora (2022). Diakses pada 7 Mei 2023

Sumberhttps://mediaindonesia.com/humaniora/531569/pengertian-budaya-menurut-para-ahli

 

 

Komentar

Postingan Populer